Dari penjelasan ringkas mengenai bagaimana pembangunan jalan di Indonesia khususnya dikaitkan dengan pengembangan sistem jaringan dan teknologinya ada beberapa titik awal (milestone) yang mewarnai kebangkitan spektakuler pengembangan jalan di Indonesia. Di antara yang sangat jelas menunjukkan kemampuan bangsa Indonesia adalah pembangunan Jembatan Semanggi di Jakarta, yang direncanakan oleh tenaga akhli bangsa Indonesia. Ir. Sutami yang bertindak sebagai perencana adalah akhli teknik sipil yang membidani pembangunan jembayan tersebut dimulai pada tahun 1964, dan menjadi jembatan satu satunya yang bertingkat dengan bentuk daun semanggi.
Sejalan dengan pemikiran tersebut dan dikaitkan dengan ide pembentukan suatu wadah profesi yang selalu terkait dengan pengembangan jalan, maka para pendiri menggunakan titik bangkit pengembangan ilmu konstruksi jalan dan jembatan tersebut sebagai alat untuk selalu mengingatkan profesional pengembang jalan untuk selalu bertindak inovatif dan kreatif Lambang jembatan semanggi yang kemudian digunakan sebagai lambang himpunan dianggap dapat mewakili keinginan para pendiri dan para anggota untuk bekerja selalu dalam semangat tinggi (Gambar 2. Lambang HPJI).
Secara makro dapat dikatakan bahwa penggunaan gambar jembatan berbentuk semanggi dan dibangun di Jakarta tersebut dapat diartikan sebagai berikut :
a). bentuk gambar semanggi : adalah lambang dari kemampuan para pengembang jalan di Indonesia dalam membangun sarana dan prasarana jalan dengan teknologi yang selalu mutakhir.
b). Jembatan semanggi : jembatan ini digambarkan mempunyai banyak jaringan yang mengarah ke berbagai jurusan yang menggambarkan bahwa himpunan sangat terbuka bagi semua masyarakat yang berkepentingan dan mempunyai dedikasi dalam upaya pengambangan jariangan jalan di Indonesia.
c). Jembatan semanggi dengan daun kecil di tengahnya dapat diartikan bahwa himpunan selalu berusaha untuk melakukan iterasi dalam berbagai perkembangan pengembangan jalan sehingga dapat menemukan suatu penyelesaian yang dapat memenuhi berbagai kriteria.
d). Bentuk eleptik yang membatasi jembatan semanggi diartikan bahwa himpunan sangat lentur dalam berbagai langkah kebijakannya, dalam menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi dan perkembangan teknologi pengembangan jalan.
e). Warna hitam dan abu abu yang mendominasi lambang ini dapat diartikan bahwa himpunan dan anggotannya adalah komponen-komponen profesional yang selalu teguh pada prinsip-prinsip ilmu dan kebenaran ilmu.